Kumpulancontoh puisi tentang keindahan alam Indonesia dan lingkungan terbaru 2022 yang menggambarkan keindahan yang menakjubkan. Langit selaksa biru nan indah Awan berarak mengikuti sang angin. Puisi Pantai. Kubiarkan ombak mengusap kedua kakiku seperti menari-nari dalam buaian keriaan kalbumu
KBRNKupang: Pantai SUT Dampek atau The Sunset in The Sky Dampek merupakan destinasi wisata pantai yang indah di Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT. Keindahan Pantai SUT Dampek membuat objek wisata pantai ini dijuluki sebagai surga tersembunyi di Pantura Manggarai Timur. Dilansir rri.co.id
Demikialahpuisi merdeka berselimut duka indonesia baca juga puisi hari kemerdekaan dan puisi 3 bait lainnya dihalaman berkas puisi. Kau masih mengingatnya Duhai sahabat di ujung sana. Mari kita simak contoh puisi tentang kesehatan berikut contoh puisi dibawah ini. Luas dan indah alam. Virus corona covid 19 menjadi pokok puisi jusuf kalla.
السَّلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Halo Sahabat Kreatif! Selamat datang di channel "BINGKAI BELAJAR
Itulahbeberapa puisi tentang pantai nan indah. Source: www.slideshare.net. Anak akan lebih senang dengan berbagai fenomena alam seperti hujan, pelangi, gunung, pantai, dan masih banyak lainnya. Kilau cahaya orange menyelimuti sore itu. Source: 1001puisiterbaik.blogspot.com. Itulah beberapa puisi tentang pantai nan indah.
05November 2021 07:19. Bacalah teks di bawah ini! Parangtritis nan Indah Salah satu andalan wisata Kota Yogyakarta adalah Pantai Parangtritis. Tepatnya Pantai Parangtritis berada di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Pantai ini terletak sekitar 27km arah selatan Yokyakarta. Pemandangan Pantai Parangtritis sangat memesona.
TpTZF1. Berikut ini adalah puisi senja di pantai atau puisi tentang senja. bagaimana kata kata senja di pantai dan cerita puisi waktu senja dalam bait puisi senja yang dipublikasikan blog puisi kali lebih jelasnya puisi senja dipinggir pantai disimak saja puisi puisi senja hari di tepi pantai dibawah MERAYU SENJA YANG BERSOLEK OLEH AHMAD SHOLIHINlembayung merah kuningmu, senjabak lipstik kartini abad dua satubersolek di pesisir pantaipara nelayan merayu sayudengan perahu kecil yang kadang berkecipak deburan ombak kecilkau menggeliat genit di ufukmemoles bibir tipismunelayan melempar jaladan kau tertangkapdan terjual bersama ikan-ikan dalam timbangan Pada Laut Senja Karya Efendi SaragihMendung di atas laut ingatkan aku pada gelora yang setegar tiang dermaga, aku berharap pada perahu lusuh untuk membawa hatimu jingga yang terapung di puncak gelombang tak mampu hangatkan hati yang beku merindu,padamu yang semakin jauh dengan segunung sinarnya meredup tebarkan jala malam,aku tak juga mampu menyeka pada keresahan tak mampu menghalau deru ombak yang menerjang karang,seperti menghina rapuhku yang tak mampu terus kukabarkan pada laut senja tentang langkahkuyang terpaksa terhenti di sini,tak mampu mengejarmu yang menghilang di tirai adalah luka deru ombak pada laut tentang Puisi Senja Di Pantai dan puisi pada laut senja, baca juga puisi tentang laut 4 bait atau puisi pantai nan indah yang telah diterbitkan sebelumnyaSemoga Puisi Senja Di Pantai dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi keindahan pantai di senja hari.
PertanyaanPerhatikan puisi berikut! Pantai Pagatan karya Achmad Ubaidillah Pantai Pagatan nan indah. Aku rindu pasir putihmu. Aku rindu senyum yang pernah kusaksikan di sana. Senyum yang telah hilang tak mungkin datang Suasana dalam puisi di atas adalah ….Perhatikan puisi berikut! Pantai Pagatan karya Achmad Ubaidillah Pantai Pagatan nan indah. Aku rindu pasir putihmu. Aku rindu senyum yang pernah kusaksikan di sana. Senyum yang telah hilang tak mungkin datang Suasana dalam puisi di atas adalah …. ceriabahagiasendutegangputus asaFFF. FadilaturrohmahMaster TeacherMahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah MalangJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah puisi merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca sebuah puisi. Puisi di atas mengisahkan kerinduan aku lirik tokoh aku di dalam puisi kepada seseorang yang pernah ditemuinya di Pantai Pagatan. Kerinduan tersebut dibuktikan dengan larik Aku rindu senyum yang pernah kusaksikan di sana . Dalam puisi tersebut, disebutkan pula bahwa kerinduan yang dirasakan aku lirik tidak bisa tersampaikan seperti ditunjukkan melalui larik Senyum yang telah hilang tak mungkin datang. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suasana dalam puisi tersebut adalah sendu sedih dan pilu. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah puisi merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca sebuah puisi. Puisi di atas mengisahkan kerinduan aku lirik tokoh aku di dalam puisi kepada seseorang yang pernah ditemuinya di Pantai Pagatan. Kerinduan tersebut dibuktikan dengan larik Aku rindu senyum yang pernah kusaksikan di sana. Dalam puisi tersebut, disebutkan pula bahwa kerinduan yang dirasakan aku lirik tidak bisa tersampaikan seperti ditunjukkan melalui larik Senyum yang telah hilang tak mungkin datang. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suasana dalam puisi tersebut adalah sendu sedih dan pilu. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!91Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Lukisan Biru Angin yang berhempus menerpamu Membawa deburan ombak mendekati pasir terhampar Pasir putih menhampar luas mengilatkan cahaya mentari Menyiratkan keindahan nan alami penuh imaji Karang berdiri teguh dengan kemegahannya Langit membiru dengan keluasannya Angin berarakan dengan warnanya Lukisan biru terindah yang pernah tercipta Inilah pantai penuh pesona Karya Tuhan yang abadi Namun tangan – tangan manusialah yang kejam Merobek keindahan lukisan biru Ketika Alam marah Saat pantai berubah menjadi lautan musibah Maka siapa yang pantas disalahkan? Wahai anak manusia, Lukislah lukisan biru ku Dengan kemurnian dan kelestarian Agar anak cucu kita Dapat melihat indahnya lukisan biru *** Bibir Pantai Di bibir pantai Ombak kejar kejaran Berlomba lomba Menghampiri bibir pantai Mencumbunya hingga basah Di bibir pantai Di sini kuberdiri Memandang lepas Ke hulu pantai Tempat di mana biru berada Di bibir pantai Banyak orang merauh Menduduk dan bermain pasir Berkejar kejaran dengan ombak yang datang Di bibir pantai Kutemukan keong keong kecil Mereka merangkak mencari nafkah Bersama menghias bibir pantai Di bibir pantai Di temani hilir angin yang menerbangkan surai Terasa sejuk dan tenang Aku suka laut dan pantai Ku ingin semoga keindahannya takkan raib di makan waktu Semoga. *** Minggu pagi di pantai Minggu pagi di pantai Sekarang di sini kakiku menapak Menikmati hari minggu yang tenang Bermain dengan laut yang indah Aku kagum akan laut Tentang ombak yang setia ada Tentang sejuk yang menyapa Semua tentang laut aku kagum Di pagi ini Banyak anak anak yang berlarian Kehangatan keluarga jua ada Orang orang yang bermain bola dan volly Semuanya menambah keindahannya Tentang laut yang selalu indah Aku terasa tenang di sini Sebagian lelahku dan bosanku tertawar di sini Aku akan selalu ke sini Setiap minggu pagi kudatangi ia Kurengkuh semua keindahannya Kunikmati setiap sudut ciptaan tuhan Terima kasih tuhan karena lautmu teramat indah Pages 1 2 3
Senja Yang Indah Keemasan cahaya di cakrawala Di ufuk barat saat hari mulai senja.. Terbelalak mata saat memandangnya Keindahan dari sang maha pencipta.. Sang surya bersiap untuk tenggelam Menjemput mesra ketenangan malam.. Meneguk cahaya dalam-dalam Menyempurnakan keindahan malam.. Lembayung indah tampak kekuningan Gradasi warna bagaikan lukisan.. Di sudut langit yang tipis berawan Hiasan terbesar sepanjang zaman.. Sang Bulan Mengusap Lukaku Senyuman manis sang bulan menyapaku.. Begitu indah mekarkan suasana hatiku.. Sejenak kuterdiam termangu.. Memandang indahnya yang tak pernah jemu.. Sinarmu terpancar mengusir gelap.. Menembus malam hadirkan terang.. Kunikmati cahayamu hangatkan malamku.. Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari.. Bulan.. belailah jiwaku ini.. Yang begitu tegang menjalani hari.. Usaplah sesaknya asmara di dada ini.. Keringkanlah luka menganga dihati ini.. Bulan.. memandangmu membuatku mengerti.. Bahwa keindahan tak harus selalu didekati.. Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki.. Namun hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi.. Batu Kelapa Dua muda bercermin cahaya, sesaat terik melepas biasnya di perigi harap. Jengkal waktu merayap malas, bertali dua perempuan paruh nafas luruh di tepi daun kaca merayu sepasang batu kelapa, terpukul nyata. Keajaiban bagai memikat beliung rasa dua muda itu, dan gegas melambung paruh demi sepasang batu kelapa; Tak lama batu kelapa menanak santannya di tempurung berekor bulu. Mengasah dua muda untuk menilik adanya kisah batu di kelapa selepas gelap. Potongan Surga Nusantara Masih dalam renungan pagi Saat burung berkata merdu Menyanyi kicau sendu tentang alam hari ini Disana terhampar potongan surga Terlukis dalam ranah keindahan Langit selaksa biru nan indah Awan berarak mengikuti sang angin Padi menunduk dalam kebersahajaan Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari potongan syurga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita Keindahan Lukisan TUhan yang tergores di kanvas negeriku Hamparan Keindahan yang menghias tanah airku Tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan Awan Bergelombang mengombak-ombak Bahkan sang bagaskara tak terlihat Pelangi terlihat tak penuh Karna sang selimut menutupinya Sawah Sawah di bawah emas padu, Padi melambai,melalai terlukai, Naik suara salung serunai, Sejuk di dengar,mendamaikan kalbu. Sungai bersinar,menyilaukan mata, Menyamburkan buih warna pelangi, Berkejar-kejaran berseru gempita. Langit lazuardi bersih sungguh, Burung elang melayang-layang, Sebatang kara dalam udara. Desik berdesik daun buluh, Di buai angin,dengan sayang Ayam berkokok sayup udara Kemana Perginya Alam Lestari Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru Kiri kanan sawah, tengahnya sungai Di antara gunung matahari terbit malu-malu Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan Kini tanahku berwarna abu Lama kucari tanah becekku Tapi kenapa sekarang tak nampak? Cemara kehidupan tinggi menjulang Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu Sering banjir, sering longsor Di barat ada asap bikin marah tetangga Padahal dahulu tidak begitu Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih Menanggung pilu sambil tertatih Biar dimarahi tapi tak pernah jera Pantai lelah tak tau harus berbuat apa tergeletak dihamparan pasir dihiasi dengan ribuan sampah Dari Bentangan Langit Dari bentangan langit yang semu Ia, kemarau itu, datang kepadamu Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan Mengekal tanah berbongkahan ! datang kepadamu, Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap. Keindahan Alam Indonesia Ku tak percaya bahwa itu nyata Aku masih berpikir bahwa aku masih bermimpi Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku Sungguh indah kepulauan ini Ribuan pulau-pulau berjajar Membentuk gugusan pulau yang indah Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur Dan berisi keindahan di bawahnya Aku bangga menjadi anak Indonesia Aku berjanji aku akan menjagamu Tanah Airku Burung berkicau dengan merdu Embun pagi membasahi rumput-rumput Gunungnya tinggi menjulang Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan Disanalah aku menutup mata Oh….. tanah airku tercinta Permainya Desaku mentari menyambut datangnya pagi petani bersiap hendak ke sawah beramai–ramai memotong padi bagaikan zamrud khatulistiwa itulah alam desaku yang permai Bulan Dan Matahari sering mengingatkan aku kepada matahari sering mengingatkan aku kepada bulan, keduanya saling melengkapi siang dan malam, matahari tidak pernah lelah, membiaskan cahayanya di kala siang, menerangi malam malam ku, percaturan alam tidak pernah silap, Pada Suatu Hari Nanti Jasadku tak akan ada lagi, Tapi dalam bait-bait sajak ini, Kau tak akan kurelakan sendiri. Suaraku tak terdengar lagi, Tapi di antara larik-larik sajak ini. Kau akan tetap kusiasati, Impianku pun tak dikenal lagi, Namun di sela-sela huruf sajak ini, Kau tak akan letih-letihnya kucari. Namaku Alam Perkenalkan, namaku adalah alam Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka Berkembang biak, dan mencari makan Melakukan semua aktivitas kehidupan alam Tumbuhan pun merasakan hal yang sama Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku Dan hewan, adalah peliharaanku Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi Aku memberikan oksigen bagi manusia Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan Dan segalanya yang mereka butuhkan Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri Mereka tak pernah memikirkan aku Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya Ketamakan, kerakusan, pemborosan Telah membawaku kepada kerusakan Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku Setelah apa yang aku berikan pada mereka Mereka membalasnya dengan merusakku Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini Sungguh perih hati ini rasanya Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka? Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku? Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini Kuduga lautmu tuhan Bertongkah arus keras mengalir Kerap dan malar selalu mengusir Lalu bagaimana hendak kutulis Seribu garit yang terguris Perit di lengan dan betis Mematah bongkak leher berlekuk Tika baru terkejar laut yang lepas “Jangan disia setitik pengalaman Muara dewasa pun tak luak berkata menyeru ku kembali mengisi ruang “Kau masih belum bersedia Dunia ini permainan tak berupa” Andai tak diduga bukan manusia Semua cabar dan uji rohani Ku jala pahala, menebar doa Ku kail nikmat, dosa melekat Ku tangguk sihat, tersedak sakit Selagi hati belum mati, selagi rasa bertapak di dada, selagi jiwa mendamba cahaya, selagi jasad menuntut sihat, selagi hidup selubung sejahtera Selagi itu, Kau Ku panggil yang Maha Esa Indonesiaku Indonesia pesona negeri nan indah Cantiknya negeri membuat dunia terpesona penuh mengisi indahnya nusantara dan semua kekayaan alamnya tetap terjaga dan lestari negeri dengan sejuta simponi betapa indahnya negri ini Indonesiaku Hijau Melihat Indonesiaku hijau Tergerai dentuman industri Kapan aku menatapmu hijau Dengan semburat angin sepoi Kuingin habiskan sisa hidupku Alam dilembah semesta Angin dingin kelam berderik Kabut putih menghapus mentari Tegak cahyanya menusuk citra Pahatan Gunung memecah langit Berselimut awan beralas zamrud Sejak waktu tidak beranjak Di sanalah sanubari berdetak Cermin ilusi di atas danau Menikung pohon yang melambai warna Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA Di mana jiwa tak mengingat rumah Di saat hidup serasa sempurna Sungguh jelita permadani ini Terbarkan pesona di atas cakrawala Tak berujung di pandang lamanya Serasa bertualang di negeri tak bertuan ALAM Derai Cemara Udang Angin pantai disela gerimis Gubuk-gubuk bambu yang reot Tanpa atap di tepian jalanan pantai Tiada yang romantis atau membiuskan angan Ke dalam khayal yang beku Dan ratusan hari terkubur diam Hanya derai cemara udang.. Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda Tidak juga menjadi hujan deras Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau Dan di beberapa sudut tumbuh padang rumput Ada cemara udang, perahu nelayan Yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat Ini adalah pantai kenangan Sabda Bumi Belum tampak mendung merenung bumi Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut Terpaku ratap menatap Jiwa-jiwa penuh rindu Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu Bulan tak ingin membawa tertawa manja Kala waktu enggan berkawan pada hari Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri Terhapus awan gelap melahap habis langit Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini Hitam memang menang menyerang terang Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari Bersama untaian senandung salam alam pagi. Bencana Melandaku Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh Tempatku nan asli terlindas habis Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap Kau Lalap habis aku kehilangan segalanya Mata dunia Terpengarah menatap heran Memang kejadian begitu dasyat Bantuan dan pertolongan mengalir Hati manusia punya Nurani Tuhan… Mengapa semua ini terjadi..! Mungkin kami telah banyak Mengingkari mu Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan Dosa-dosa Ya… Tuhan ampunilah kami dalam segala dosa. Kemana Perginya Alam Lestari Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biruk iri kanan sawah, tengahnya sungai Di antara gunung matahari terbit malu-malu Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan Kini tanahku berwarna abu Lama kucari tanah becekku Tapi kenapa sekarang tak nampak? Cemara kehidupan tinggi menjulang Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu Sering banjir, sering longsor Di barat ada asap bikin marah tetangga Padahal dahulu tidak begitu Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih Menanggung pilu sambil tertatih Biar dimarahi tapi tak pernah jera Indahnya Alam Negeri Ini Kicauan burung terdengar merdu Menandakan adanya hari baru Indahnya alam ini membuatku terpaku Seperti dunia hanya untuk diriku Kupejamkan mataku sejenak Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk, tenang, senang kurasakan Membuatku seperti melayang kegirangan Kekagumanku sulit untuk kupendam Pesonanya tak pernah padam Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan Bak indahnya taman di surga Keindahan alam terasa sempurna Membuat semua orang terpana Membuat semua orang terkesima Tetapi, kita harus menjaganya Agar keindahannya takkan pernah sirna Puisi Pantai kedua kakiku seperti menari-nari dalam buaian keriaan kalbumu Jauh di ufuk kebiruan berpadu yang menyatukan langit dan laut namun waktupun sekejap berlalu Dengan hamparan pasir putihmu debur ombak yang berdebar dan keceriaan anak-anak tertawa tersenyum serta lesung pipimu bak guratan pasir jemari-jemari lentik yang sesekali gelombang menyapanya waktu yang tak pernah kembali bukan sekedar untaian mimpi kan kubasuh kakiku di pantaimu Lautan Yang Indah Dan Tenang Lautan yang indah dan tenang Terlihat ikan yang sedang bergurau riang Dibalik terumbu karang yang tampak kokoh Bersama tanaman laut yang bergerak indah Manusia yang melihat itu sangat terpesona Ikan ikan berenang dengan ceria Air laut tampak tenang dan tidak bergelombang Suasana lautan sangat nyaman dan tenang Panorama Alam Kintamani Ketika ku memasuki areamu Mengalir langsung ke relung hatiku Seakan-akan alam semesta ramah menyambutku Dia telah merancangkan sgala yang luar biasa Kintamani begitulah orang menyebut dirimu Menyemarakkan alam Kintamani Sungguh dapat melepaskan stress Memberi ruang baru dalam hidupku Memberi kesegaran jiwa raga Syukur bagiMu Sang Maha Kuasa Tangan Tak Bertanggung Jawab Terlihat biasa namun menghancurkan Udara yang segar Kini tak terhirup kembali Burung yang sering berkicau Kini tak tampakkan keelokkannya lagi Api membara Terus membakar Ribuan orang penuh kesedihan Kesengsaraan bertubi – tubi Bagai beban diatas gunung jernihnya air Tak terlihat habitat disana Mereka pergi mencari perlindungan Bila mereka mengancam warga Hinggga berbuat kerusakan Mereka berlarian mencari makanan Kehidupannya telah direnggut Oleh tangan tangan tak bertanggung jawab Sungguh siksaan bagi hewan hewan disana Keindahan Alam Aku berdiri di atas gunung, Untuk melihat keindahan alam, Aku mempertaruhkan nyawa, bertahan diri di atas gunung Demi melihat keindahan alam Gunung Yang Telah Lama Gersang Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permai Dibuai dalam lindungan alam yang indah Yang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwi Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam Semua kini telah dalam pandangan Entah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang dulu Bagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanam Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya Selalu terasa pedih di hati ini Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil Terluka dan terobek sampai ke dalam sanubari Tiada berbekas akan sakitnya hati Indahnya alam yang telah melahirkanku Kemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaiku Semua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkarya Tiada akal yang bisa menggapai Gunung dan lembah yang kembali bersemi lagi Keindahan Alam Ternodai Sungguh betapa indahnya alam ini Dengan beragam tumbuhan unik di dalamnya Gunung-gemunung yang tinggi menjulang Yang ketinggiannya mencakar langit Laut biru yang amat luas seluas mata memandang Tangan-tangan manusia dengan seenaknya merusak alam Pohon-pohon ditumpas habis tak bersisa Sungai-sungai ternodai limbah pabrik Hutan-hutan dibakar habis tak keruan Mengapa manusia merusak alam? Bukankan alam sendiri yang menyediakan kebutuhan manusia? Padahal manusia akan terkena dampaknya Minggu Pagi Kapan kali terakhir kita merasakan mata yang memandangi sibuknya burung gereja, hinggap diantara ruas pohon muda, tarikan nafas lega sedalam dalamnya, tak mendengar bunyi klakson dan getar motor menyala, hanya bunyi ayam jantan dan burung gereja, masihkah kita sempat menikmati dingin dan malasnya minggu pagi, Mungkin disaat inilah, kebaikan, kejujuran, rendah hati, keikhlasan, ke pasrahan, kesabaran, empati, memperlihatkan segala potensinya, yang mungkin telah lama terus-terusan dijejali pil tidur dan di nina bobok kan oleh keserakahan, kesombongan, intoleran, kemarahan, kebohongan, kepura-puraan. Indahnya Alam Ini Batapa indahnya alam kita ini Udara senyuk menentramkan Domba putihpun terbang menuju kemari Kita berdiri dengan beralaskan tanah Kita berdiri dengan beratapkan langit Untuk melihat keindahan alam sekitar Keindahan alam yang terhampar luas Akan ku pertaruhkan nyawa ini Akan ku pertahankan raga ini Bertahan pada tanduk sebuah gunung Bumi Bersabda Belum nampak mendung menutupi langit Seberkas haru yang larut terbalut kalut dan takut Terpaku ratap menatap jiwa yang penuh rindu Sejukkan dahaga jiwa serta sendu merayu Bulan tak ingin membawakan tawa manja Kala waktu tak ingin berkawan pada malam Saat bintang bersembunyi berharap sunyi sendiri Terhapus awan gelap yang menutupi langit Bulan tampil dengan cantik menarik pada jiwa ini Hitam memang menang menutupi terang Namun sang fajar bersama mentari akan menari Bersama senandung salam pada alam pagi. Desa Yang Damai Kau adalah tempat yang terindah Yang penuh dengan kesibukan Tempatmu yang penuh dengan pepohonan Menjadikanmu tempat yang damai Jauh dari kebisingan kota Kau adalah tempat yang indah Dengan barisan bukit dan pepohonan Kau membuat manusia selalu ingin Bintang Saat malam tiba dengan langit yang gemerlap Saat itu pula akupun mulai tersenyum Melihat bintang dengan berpijar Bagaikan tebaran harap pada kehidupan Saat awan hitam mulai menutupi langit Saat bintang itu mulai tertutup gelap Bahkan saat sinarnya mulai meredup tak terlihat Saat terangnya menghiasi langit Sering ku pandangi bintang yang paling terang Dan ingin rasanya ku petik untuk manjakan hati Agar hidupku ini penuh dengan harapan Keelokan Alam Saat aku perlahan membuka mataku, ku tak percaya bahwa itu nyata Aku masih berpikir, mungkin aku masih bermimpi Namun aku sadar bahwa keindahan itu nyata Lautan biru terbentang luas Gunung yang berbaris tak beraturan Langit yang berhiaskan pelangi Yang memiliki keindahan satu sama lain Deburan Ombak Ombak yang menerjang di laut Saling berkejar memecah di batu karang Menghempasnya, hingga terlihat aneka keong Yang bertebaran dari dasar lautan Ombak yang menerjang terdengar tiada henti Seolah memberikan pesan pada kita Bahwa alam ini tercipta begitu indah Yang memberikan kenyamanan pada kita Indahnya Pemandang Ini Burung yang berkicau dengan merdu Menandakan tibanya hari baru Indahnya luas alam ini membuatku terpana Seperti dunia ini hanya milik ku Kupejamkan mataku untuk sejenak Kurentangkan tanganku untuk sejenak Sejuk, senang, dan bahagia kurasakan Membuatku seakan melayang tinggi Wahai pencipta alam semesta Kekagumanku sukar untuk kupendam Keindahan Hutan Awan yang kelabu telah pergi Suara guntur yang menggelegarpun telah sunyi Hujan dari langit tak turun turun Tanah yang kering telah menjadi basah Tumbuhan yang kering telah subur kembali Sungai yang dangkal jadi penuh Binatang mulai mengeringkan tubuhnya dari kebasahan Pohon mulai menyerap air dengan akar-akarnya Begitulah keadaan kita setelah hujan Semoga saja tetap begitu seterusnya Demi keselamatan seluruh umat manusia Keramaian Laut Angin yang menyeret deburan ombak Hingga menuju ke tengah luasnya samudera Sedangkan di pinggir pantai Undangan dari sehamparan laut Yang datang dari segala penjuru Melihat mereka yang sedang menari Hingga menjelang akhir pertemuan Datanglah kembali dari segala penjuru Sepinya laut kami hingga menjadi ramai Dengan alunan lagumu yang sarat akan cinta. Desaku Yang Permai Pagi yang disambut sang mentari Membuat ayam berkokok di segala penjuru desa Petani bersiap menuju sawah Bening bak bentangan kaca Segar membasuh jiwa dan raga Begitulah permai nya alam desaku. Indahnya Bumi Sinar pagi menembus bening kaca jendela Seharum mawar merah nan merekah Kabut tebal ku lihat masih menyelimuti pagi Daun yang basah karena tetesan embun Telinga mendengar kicauan merdu Kulit terasa di tembus angin pagi Melihat awan seputih bunga mawar Hingga langit bak lautan samudera Hari baru yang siap ku hadapi Dengan indahnya bumi pertiwi Nah itulah kumpuan puisi bertema keindahan alam. Semoga bermanfaat bagi kalian. Jangan lupa untuk baca puisi lainnya seperti puisi ibu, puisi cinta, puisi persahabatan.
Puisi Tentang Alam dan Lingkungan – Menulis puisi alam merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ketakjuban akan keindahan alam dan segala isinya. Makna puisi dapat ditujukan sebagai wujud rasa syukur dan cinta terhadap kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan. Tulisan-tulisan berupa syair, sajak dan puisi alam juga dapat menyampaikan pesan-pesan moral akan pentingnya menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati, serta bagaimana memahami dan senantiasa bersahabat dengan alam. Berikut ini adalah kumpulan contoh puisi tentang alam terbaik yang dapat digunakan sebagai sumber belajar terlengkap dan terbaru, antara lain Senja Yang IndahSang Bulan Mengusap LukakuSenja, Keindahan Yang Tidak TergantiPotongan Surga NusantaraAwanSawahLukaku Diusap Sang BulanKemana Perginya Alam LestariPantaiDari Bentangan LangitKeindahan Alam IndonesiaTempat BerpijakTanah AirkuPermainya DesakuBulan dan MatahariPada Suatu Hari NantiNamaku AlamIndonesiakuIndonesiaku HijauAlam Dilembah SemestaInilah Tanah AirkuDerai Cemara UdangSabda BumiBencana MelandakuIndahnya Alam Negeri IniPetani DesaPuisi PantaiLautan Indah dan TenangPanorama Alam KintamaniTangan Tak Bertanggung JawabPuisi Melodi SenjaIndonesiaku, Tanah AirkuPuisi Tentang Rasa dan Frasa AlamkuGlobal WarmingKeindahan AlamGunung Yang Telah Lama GersangBumikuMenembus RimbaKeindahan Alam TernodaiIndahnya Alam IniBumi BersabdaDesa DamaiPuisi Garam GeramBintangKeelokan AlamDeburan Ombak Senja Yang Indah Keemasan cahaya di cakrawalaDi ufuk barat saat hari mulai senjaTerbelalak mata saat memandangnyaKeindahan dari sang maha penciptaSang surya bersiap untuk tenggelamMenjemput mesra ketenangan malamMeneguk cahaya dalam-dalamMenyempurnakan keindahan malam Lembayung indah tampak kekuninganGradasi warna bagaikan lukisanDi sudut langit yang tipis berawanHiasan terbesar sepanjang zaman Sang Bulan Mengusap Lukaku Senyuman manis sang bulan menyapakuBegitu indah mekarkan suasana hatikuSejenak kuterdiam termanguMemandang indahnya yang tak pernah jemu Sinarmu terpancar mengusir gelapMenembus malam hadirkan terangKunikmati cahayamu hangatkan malamkuBahagiakan rongga hati ini yang tersinari Bulan, belailah jiwaku iniYang begitu tegang menjalani hariUsaplah sesaknya asmara di dada iniKeringkanlah luka menganga dihati ini Bulan, memandangmu membuatku mengertiBahwa keindahan tak harus selalu didekatiBahwa keindahan tak harus selalu dimilikiNamun hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti Siang mulai bergantiWarna langit pun berubah menjadi jinggaBurung-burung silih berganti terbang di tengah warna jingga yang kian melebur di langit sanaSiapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnyaWaktu terus berlariWarna jingga pun terkikis secara perlahan Potongan Surga Nusantara Masih dalam renungan pagiSaat burung berkata merduMenyanyi kicau senduTentang alam hari ini Disana terhampar potongan surgaTerlukis dalam ranah keindahanLangit selaksa biru nan indahAwan berarak mengikuti sang angin Padi menunduk dalam kebersahajaanTerhampar diatas permadani kuning alam pesawahanGunung terlihat gagah menjulang penuh digdayaPepohonan hijau berbaris menanti sang matahari Inilah Indonesiaku, potongan surga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kitaInilah Indonesiaku, keindahan lukisan Tuhan yang tergores di kanvas negerikuInilah Indonesiaku, hamparan keindahan yang menghias tanah airkuInilah Indonesiaku, tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan Pixabay Awan Bertebaran di angkasaPutih, kelabu, dan hitamWarna -warna menawanBergelombang mengombak-ombak Tebal dan sangat indahBahkan sang bagaskara tak terlihatPelangi terlihat tak penuhKarena sang selimut menutupinya Jauh disanaMenyelimuti jagat rayaTebal tipisBeredar dimana-mana Indah bukan buatanIngin rasanya memeluknyaLembut dan menawanIndah tak terperikan Sawah Sawah di bawah emas paduPadi melambai, melalai terlukaiNaik suara salung serunaiSejuk di dengar, mendamaikan kalbu Sungai bersinar, menyilaukan mataMenyamburkan buih warna pelangiAnak mandi bersuka hatiBerkejar-kejaran berseru gempita Langit lazuardi bersih sungguhBurung elang melayang-layangSebatang kara dalam udaraDesik berdesik daun buluhDi buai angin dengan sayangAyam berkokok sayup udara Lukaku Diusap Sang Bulan Aku melihat senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapakuSenyumannya terlihat sangat indah membuat hatiku serasa mekar Aku pun terdiamMemandang indah sang bulan yang tidak pernah jemuSinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamkuSerta hati ini terasa bahagia karena ia menyinari malam ini Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?Membuatku tidak mengerti dibuatnya Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekatiBahwa keindahan tidak harus senantiasa dimilikiNamun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan Kemana Perginya Alam Lestari Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biruKiri kanan sawah, tengahnya sungaiDi antara gunung matahari terbit malu-malu Namun sekarang kemana?Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujanKini tanahku berwarna abuLama kucari tanah becekku Tapi kenapa sekarang tak nampak?Cemara kehidupan tinggi menjulangMenjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduhTetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampuMengapa bisa begitu? Sering banjir, sering longsorDi barat ada asap bikin marah tetanggaPadahal dahulu tidak begituIbu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedihMenanggung pilu sambil tertatihAnak-anaknya nakal semuaBiar dimarahi tapi tak pernah jera Pixabay Pantai Ditepi pantai kupejamkan mataLelah tak tau harus berbuat apaTergeletak dihamparan pasirDihiasi dengan ribuan sampah Dari Bentangan Langit Dari bentangan langit yang semuIaKemarau itu datang kepadamuTumbuh perlahanBerhembus amat panjangMenyapu lautan Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan!Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamuIa, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan yang dingin dan tak menyapa yang tak menoleh barang sekejap. Keindahan Alam Indonesia Saat aku membuka matakuKu tak percaya bahwa itu nyataAku masih berpikir bahwa aku masih bermimpiTetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku Sungguh indah kepulauan iniRibuan pulau-pulau berjajarMembentuk gugusan pulau yang indahGunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur Samudra luas membentang dengan air yang biruDan berisi keindahan di bawahnyaAku bangga menjadi anak IndonesiaAku berjanji aku akan menjagamu Tempat Berpijak Mataku terbukaDengan alam manja menyapaTumbuhan suburMemberi kenyamanan jiwaPohon pohon berseri Di sudut pulauDi seberang sanaHewan dan tumbuhan saling bercengkramaRotasi perputaran hidup yang damaiSenangLepas dan damai Tanah Airku Angin berdesir dipantaiBurung berkicau dengan merduEmbun pagi membasahi rumput-rumputItulah tanah airku Sawahnya menghijauGunungnya tinggi menjulangRakyat aman dan makmur IndonesiakuTanah tumpah darahkuJaga dan rawatlah selalu Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkanDisanalah aku menutup mataOh, tanah airku tercintaIndonesia Jaya Permainya Desaku Sawah mulai menguningMentari menyambut datangnya pagiAyam berkokok bersahutanPetani bersiap hendak ke sawah Padi yang hijau siap untuk dipanenPetani bersuka ria beramai–ramai memotong padiGemercik air sungai begitu beningnyaBagaikan zamrud khatulistiwa Itulah alam desaku yang permai Bulan dan Matahari Siang, sering mengingatkan aku kepada matahariManakala malam, sering mengingatkan aku kepada bulanKeduanya saling melengkapi siang dan malam Matahari tidak pernah lelah, membiaskan cahayanya di kala siangManakala bulan tidak pernah lupa, menerangi malam malam ku Percaturan alam tidak pernah silap, bulan dan matahari Pada Suatu Hari Nanti Pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagiTapi dalam bait-bait sajak ini, kau tak akan kurelakan sendiri Pada suatu hari nanti, suaraku tak terdengar lagiTapi di antara larik-larik sajak ini, Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari nanti, impianku pun tak dikenal lagiNamun di sela-sela huruf sajak ini, kau tak akan letih-letihnya kucari Namaku Alam Perkenalkan, namaku adalah alamAku adalah tempat tinggal bagi flora dan faunaDimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah merekaTempat mereka bertumbuh, berkembang biak, dan mencari makanMelakukan semua aktivitas kehidupan alam Bukan hanya hewan, tumbuhan pun merasakan hal yang samaBagiku, tumbuhan adalah perhiasankuDan hewan, adalah peliharaanku Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumiAku memberikan oksigen bagi manusiaAku juga memberikan sumber daya bagi merekaMemberikan mereka energi, kekuatan, perhiasanDan segalanya yang mereka butuhkan Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabilKetika bumi tidak dipenuhi orang orang serakahMenggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja Tapi kini…Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiriMereka tak pernah memikirkan akuMereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh-Nya Ketamakan, kerakusan, pemborosanTelah membawaku kepada kerusakanLihat apa yang telah mereka perbuat padakuSetelah apa yang aku berikan pada mereka Mereka membalasnya dengan merusakkuMenebang pohon pohonkuMemberikan polusi padakuMemburu hewan hewankuDan merusak ozonku dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini Sungguh perih hati ini rasanyaApakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini Indonesiaku Indonesia pesona negeri nan indahCantiknya negeri membuat dunia terpesonaRagam budaya, ragam musik, ragam tarian dan bahasaPenuh mengisi indahnya nusantara Hutan yang asri, gunung yang hijau, lautan yang biru, dan semua kekayaan alamnya tetap terjaga dan lestariNegeri dengan sejuta simponi, betapa indahnya negri iniIndonesaIndahnya Indonesia Indonesiaku Hijau Secercah harapan kunantiMelihat Indonesiaku hijauKapan dan kapania semakin tua Oh, IndonesiaKulihat engkau memutihTergerai dentuman industriEngkau semakin redup Oh, IndonesiaKapan aku menatapmu hijauDengan semburat angin sepoiKuingin habiskan sisa hidupkuTuk melihatmu tersenyum Alam Dilembah Semesta Angin dingin kelam berderikKabut putih menghapus mentariTegak cahyanya menusuk citraPahatan Gunung memecah langitBerselimut awan beralas zamrud Tinggi… Tajam…Sejak waktu tidak beranjakDi sanalah sanubari berdetakSunyi sepi tak beriak Cermin ilusi di atas danauMenikung pohon yang melambai warnaDi celah kaki-kaki menjejak karya-Nya Di manakah aku berada?Di mana jiwa tak mengingat rumahDi saat hidup serasa sempurna Sungguh jelita permadani iniTerbarkan pesona di atas cakrawalaTak berujung di pandang lamanyaSerasa bertualang di negeri tak bertuan alam Inilah Tanah Airku Di tepi pantai angin berdesirKicauan merdu suara burung terdengar saling bersahutanRumput-rumput dibasahi oleh embun pagiInilah tanah airku Hijaunya hamparan sawahTingginya gunung yang menjulangSerta rakyatnya yang aman dan makmurInilah tanah airku Jagalah dan rawatlah ia selaluKarena di sana lah aku dilahirkan serta dibesarkanDan di sana pula lah aku akan menutup mataOh tanah airku, itulah Indonesia Derai Cemara Udang Angin pantai disela gerimis mendera pelanSejenak berteduh di bawah pohon-pohon cemara udangKemudian lenyap ke arah gubuk-gubuk bambu yang reotTanpa atap di tepian jalanan pantai Senja ini, tiada yang romantis atau membiuskan angan ke dalam khayal yang bekuDan ratusan hari terkubur diam Pantai ini telah sepiHanya derai cemara udangHanya rintik gerimis yang tidak kunjung redaTidak juga menjadi hujan deras Ada yang berubah!Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau dan di beberapa sudut tumbuh padang rumputAda cemara udang, perahu nelayan yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihatIni adalah pantai kenangan Sabda Bumi Belum tampak mendung merenung bumiSeberkas haru larut terbalut kalut dan takutTerpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rinduHangatkan dahaga raga yang sendu merayu Bulan tak ingin membawa tertawa manjaKala waktu enggan berkawan pada hariSaat bintang bersembunyi sunyi sendiriTerhapus awan gelap melahap habis langit Bulan memudar cantik menarik pada jiwa iniHitam memang menang menyerang terangTetapi mekar fajar bersama mentari akan menariBersama untaian senandung salam alam pagi Bencana Melandaku Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuhTempatku nan asli terlindas habisRumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyapKau lalap habis aku kehilangan segalanya Mata dunia terpengarah menatap heranMemang kejadian begitu dahsyatBantuan dan pertolongan mengalirHati manusia punya nurani Tuhan… Mengapa semua ini terjadi?Mungkin kami telah banyak mengingkarimuMungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa-dosaYa Tuhan, ampunilah kami dalam segala dosa Indahnya Alam Negeri Ini Kicauan burung terdengar merduMenandakan adanya hari baruIndahnya alam ini membuatku terpakuSeperti dunia hanya untuk diriku Kupejamkan mataku sejenakKurentangkan tanganku sejenakSejuk, tenang, senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegirangan Wahai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga malamPesonanya tak pernah padam Desiran angin yang berirama di pegununganTumbuhan yang menari-nari di pegununganBegitu indah rasanyaBak indahnya taman di surga Keindahan alam terasa sempurnaMembuat semua orang terpanaMembuat semua orang terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan pernah sirna Pixabay Petani Desa Kumpulan orang-orang desa mencangkulMemetak-metak sawahIrigasinya digunakan sebagai permainan bocah-bocah di sanaSemua riang tanpa beban Air di sungai gemericik terasa syahduMengiringi burung burung bersenandungGurauan petani dan bocah bocah polosBertelanjang kaki bersama alamMerasakan nuansa Harmoni Puisi Pantai Kubiarkan ombak mengusap kedua kakikuSeperti menari-nari dalam buaian keriaan Kalbumu kupandang jauhJauh di ufuk kebiruan berpadu yang menyatukan langit dan lautNamun waktu pun sekejap berlalu beranjak dari pesona Dengan hamparan pasir putihmuDebur ombak yang berdebar dan keceriaan anak-anak tertawaTersenyum serta lesung pipimuBak guratan pasir jemari-jemari lentik yang sesekali gelombang menyapanya Waktu yang tak pernah kembali berjalan bahkan berlariIjinkanlah kutemuiBukan sekedar untaian mimpiKan kubasuh kakiku di pantaimu Lautan Indah dan Tenang Lautan yang indah dan tenangTerlihat ikan yang sedang bergurau riangDibalik terumbu karang yang tampak kokohBersama tanaman laut yang bergerak indah Manusia yang melihat itu sangat terpesonaIkan ikan berenang dengan ceriaAir laut tampak tenang dan tidak bergelombangSuasana lautan sangat nyaman dan tenang Panorama Alam Kintamani Ketika ku memasuki areamuKuhirup hawa sejukMengalir langsung ke relung hatikuSeakan-akan alam semesta ramah menyambutku Wow ajaib karya TuhanDia telah merancangkan segala yang luar biasaLihatlah karya tangan-NyaPanorama alam Kintamani Amazing… Kintamani begitulah orang menyebut dirimuRangkaian pegunungan, pepohonan, bunga-bunga menyemarakkan alam Kintamani Melihatmu… Menikmatimu…Sungguh dapat melepaskan stressMemberi ruang baru dalam hidupkuMemberi kesegaran jiwa ragaTerimakasih KintamaniSyukur bagi-Mu Sang Maha Kuasa Tangan Tak Bertanggung Jawab Hancur segalanyaAkibat yang sederhanaNamun berat nan besarTerlihat biasa namun menghancurkan Udara yang segar kini tak terhirup kembaliBurung yang sering berkicau kini tak tampakkan keelokkannya lagi Api membara, terus membakarKhalayak rayap pemusnahHarapan yang musnah Ribuan orang penuh kesedihanTangis menyayat hatiKesengsaraan bertubi-tubiBagai beban diatas gunung yang tertimbun padatBagai punuk gunung Hamparan padang rumput subur nan hijauTelah berubah hitamTak terlihat jernihnya airTak terlihat habitat disana Mereka pergi mencari perlindunganJangan salahkan! Bila mereka mengancam wargaMemangsa hewan ternak hinggga berbuat kerusakan Mereka berlarian mencari makananKehidupannya telah direnggut oleh tangan tangan tak bertanggungjawabSungguh siksaan bagi hewan-hewan disana Puisi Melodi Senja Menampakkan diri bukanlah hal yang sulitSenja, tidak akan lupa dimana ia harus terlihat indahJingga yang terlukis, terpatri dalam jiwa cintanyaSedetik, dua detik dia akan dibenci Namun, kebenciannya selalu dirindukanPenikmat senja selalu menanti kehadirannyaNuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya Indonesiaku, Tanah Airku Pesonanya nan indah, itulah IndonesiakuMembuat dunia terpesona akan kehindahannyaBudayanya yang beragamMusiknya yang beragamTarian serta bahasanya pun beragamItulah tanah airku Hutannya yang tumbuh asriGunung-gunung yang menjulang hijauLautannya yang biru terhamparSerta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara Tetaplah engkau terjaga serta lestariNegeri yang terkenal dengan sejuta simponiSangat indah negeriku iniOh IndonesiaKau lah negara yang sangat indah, tanah airku Pixabay Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku Dari sudut perkotaan yang hingar bingarMenurunkan radar pada puncak se antero jagatTragis! Sorakku berdengungMenuai hasil buruk setelah dijajah oleh penguasa tak bertuan Menangis!Alam mulai menangisMenyadari bumi yang semakin goyangNamun, laut menjawabnyaMelalui ombak yang kian menari Indah jika ku gabungkan bersama lembayung senjaTropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjungDetakmu kini. Membuatku semakin yakinAkan hal alam yang menyeka ku untuk kasih AlamTerima kasih BumiEngkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta manusia pada setitik kisah dari manisnya lautan hijau Global Warming Oleh Dhimas Mega Putra Makin canggih peradaban teknologiMakin banyak terdapat polusiKini pemanasan global terjadiDi seluruh bagian Bumi ini Manusia tak sadar perbuatannyaYang merusak lingkungannyaHewan dan tumbuhan juga merasaLingkungannya dirusak manusia Panas menyengat kulit manusiaBencana terjadi dimana-manaSemoga saja semua manusiaTakkan lagi merusak lingkungannya Keindahan Alam Batapa indahnya alam iniLaut berombak-ombakAwan berarak-arakUdara segar bertiup-tiup Aku berdiri di atas gunungBerdiri di bawah langitUntuk melihat keindahan alam, keindahan dunia Aku mempertaruhkan nyawaBertahan diri di atas gunungDemi melihat keindahan alam,Keindahan ciptaan Tuhan Gunung Yang Telah Lama Gersang Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permaiDibuai dalam lindungan alam yang indahYang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwiSelalu bersenandung rindu dalam dekapan alam Semua kini telah dalam pandanganEntah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang duluBagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanamYang tiada belas kasihan dalam hidupnya Selalu terasa pedih di hati iniTersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdilTerluka dan terobek sampai ke dalam sanubariTiada berbekas akan sakitnya hati Kemana kan kucari lagiIndahnya alam yang telah melahirkankuKemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaikuSemua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkaryaTiada akal yang bisa menggapaiEntah kapan akan kembaliGunung dan lembah yang kembali bersemi lagi Bumiku Oleh Tommy Agus PurnomoKau sapa hadirku, dengan sejuk udaramuDekap aku dalam hijau peluk manjamuKau ceritakan rimbun daunmuKau kabarkan pada elang, pada kumbang, pada setiap penjuruKau hapuskan rindukuRindu hutanku, rindu alamku, rindu bumikuTak ingin kusiakanKau janjikan damai dalam kenyataanKutitipkan cikal tonggak raksasaBiarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asaMenjagamu setiap waktuDalam damai sejuk dan hijauBumiku Ciliwung, Telaga WarnaKu kan kembali dengan ceritaTentang aku kau semesta rayaKan kujaga sepanjang masa Menembus Rimba Oleh Muhammad HattaKami pergi ke suatu tempat yang jauh dari kotaJauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwaAku bersama teman baruku menembus rimbaBertualang dapatkan ilmu baru dan segarkan mataRindang, tinggi, dan sejuknya pepohonanBerteman baik dengan suara hewan damaikan pikiranAku datang untuk pelajari seluk beluk hutanBukan tuk buka lahan apalagi tebang pepohonanAku dan temanku datang dengan maksud baikKalian jangan takut apalagi panikOh Tuhan, semoga hutanku tetap hijau, asri, dan lestariJauhkanlah hutanku dari fraksi mafia rakus penuh konspirasiYang akan bakar hutan tuk jadi jalanan dan bangun gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi brankas besiTanpa hiraukan keseimbangan dan nasib anak cucu nanti Pixabay Keindahan Alam Ternodai Sungguh betapa indahnya alam iniHutan lebat nan hijauDengan beragam tumbuhan unik di dalamnyaGunung-gemunung yang tinggi menjulangYang ketinggiannya mencakar langitLaut biru yang amat luas seluas mata memandang Akan tetapi… Tangan-tangan manusia dengan seenaknya merusak alamPohon-pohon ditumpas habis tak bersisaSungai-sungai ternodai limbah pabrikHutan-hutan dibakar habis tak keruan Mengapa manusia merusak alam?Bukankan alam sendiri yang menyediakan kebutuhan manusia?Padahal manusia akan terkena dampaknya jika mereka merusak alam Indahnya Alam Ini Batapa indahnya alam kita iniOmbak bergemuruhUdara senyuk menentramkanDomba putihpun terbang menuju kemari Kita berdiri dengan beralaskan tanahKita berdiri dengan beratapkan langitUntuk melihat keindahan alam sekitarKeindahan alam yang terhampar luas Akan ku pertaruhkan nyawa iniAkan ku pertahankan raga iniBertahan pada tanduk sebuah gunungDemi kagumi keindahanmu Bumi Bersabda Belum nampak mendung menutupi langitSeberkas haru yang larut terbalut kalut dan takutTerpaku ratap menatap jiwa yang penuh rinduSejukkan dahaga jiwa serta sendu merayu Bulan tak ingin membawakan tawa manjaKala waktu tak ingin berkawan pada malamSaat bintang bersembunyi berharap sunyi sendiriTerhapus awan gelap yang menutupi langit Bulan tampil dengan cantik menarik pada jiwa iniHitam memang menang menutupi terangNamun sang fajar bersama mentari akan menariBersama senandung salam pada alam pagi Desa Damai Kau adalah tempat yang terindahJauh dari ramainya kota Yang penuh dengan kesibukan dan kemacetan Tempatmu yang penuh dengan pepohonanMenjadikanmu tempat yang damai, Jauh dari kebisingan kota yang selalu melanda Kau adalah tempat yang indahDengan barisan bukit dan pepohonanKau membuat manusia selalu ingin hidup di tempatmu Puisi Garam Geram Oleh Ali Amrullah Geram garamku terguyur hujanKencang angin tak imbang mentari bersinarGeram garamku kosong airku“Jarangan” penuh tak pernah mengalirTak ada air “Jokan”Apalagi “Snitan” Geram garamku gemuruh terus menggelegar“Glinding” menganggur“Kerokan” manyunTak ada yang perlu berputarAir Tua dibalas Air MudaTak perlu “Meleram”“Ngeleb” apalagi… Geram garamku diamkan sajaTak ada Air 20Pun jua 25 Geram garamkuAku pun geram…Tak perlu mengutuk gelap sore langitTak Perlu mengutuk Tuhan “Kumbang” dulu romantis“Laut” pun selalu senyum manisKini…“Barat” menyeringai Bintang Saat malam tiba dengan langit yang gemerlapSaat itu pula akupun mulai tersenyumMelihat bintang dengan berpijarBagaikan tebaran harap pada kehidupan Namun hatiku kian murungSaat awan hitam mulai menutupi langitSaat bintang itu mulai tertutup gelapBahkan saat sinarnya mulai meredup tak terlihat Saat terangnya menghiasi langitSering ku pandangi bintang yang paling terangDan ingin rasanya ku petik untuk manjakan hatiAgar hidupku ini penuh dengan harapan Keelokan Alam Saat aku perlahan membuka mataku, ku tak percaya bahwa itu nyataAku masih berpikir, mungkin aku masih bermimpiNamun aku sadar bahwa keindahan itu nyata Sungguh elok terlihat lautan biru terbentang luasGunung yang berbaris tak beraturanLangit yang berhiaskan pelangi yang memiliki keindahan satu sama lain Deburan Ombak Ombak yang menerjang di lautSaling berkejar memecah di batu karangMenghempasnya, hingga terlihat aneka keong yang bertebaran dari dasar lautan Ombak yang menerjang terdengar tiada hentiSeolah memberikan pesan pada kitaBahwa alam ini tercipta begitu indah yang memberikan kenyamanan pada kita
puisi pantai nan indah